Pasti kita pernah menyaksikan suatu tayangan realita kehidupan di layar kaca . Saya teringat akan orang gadis kecil yang berusia 7 tahun tinggal bersama ibunya , karena ayahnya telah tiada 5 tahun silseam . Dengan usia sedini itu , dia telah mengerti akan arti kehidupan dan kesulitan ekonomi keluarganya . Siti , demikian namanya , dia membantu ibunya dengan berjualan bakso sepulang sekolah , tanpa sedikitpun makanan yang masuk ke perutnya . Bakso yang ia jual bukanlah miliknya , tetapi milik tetangganya . Dengan menjual bakso , dalam 1 harinya ia hanya mendapatkan upah sebesar 1000-2000 rupiah saja , padahal dia harus menjajakan jualanya hingga 10 km dengan berjalan kaki .
Apa yang ia lakukan hanya untuk membantu ibunya untuk membeli beras . Walaupun uang yang diperolehnya tak seberapa , Siti bangga karena dapat meringankan beban ibunya daripada ia hanya bermain seharian . Karena ibunya hanyalah seorang buruh yang bekerja di sawah milik orang lain . Betapa ironinya nasib si gadis kecil itu .
Kerinduan Siti dengan ayahnya selalu membuatnya sedih , untuk menghilangkan kerinduannya , Siti bersama sang ibunda berziarah ke makam ayahnya . Gadis kecil itu memohon kepada Tuhan agar ayahnya berada disisi-Nya . Harapan Siti sangat sederhana , dia ingin selalu sehat agar dapat selalu membantu ibunya . Dia sangat ingin membeli sepatu , tas dan seragam sekolah karena miliknya sekarang tidak layak pakai lagi .
Begitu kejamnya dunia ini untuk gadis sekecil dia , berjuang demi ibunya yang menjadi satu-satunya harapan dan semangat bagi Siti , si penjual bakso keliling .
Sedangkan kita . . . .?
post by saridwikurnia@gmail.com